sisKa's qUotes

Friday, May 8, 2009

Renungan Pasca MOS

obat, MOS untuk siswa-siswi baru di SMP dan SMA udah kelewat. Pasti banyak kesan yang bakal singgah ke siswa-siswi baru. Tentunya bisa positif dan juga bisa negatif. Pelaksanaan MOS yang kurang lebih satu minggu, telah banyak menguras tenaga dan pikiran rekan-rekan kita. Baik karena tugas dari senior, maupun rasa capek akibat dibentak dan dicaci oleh kakak kelasnya. Walhasil, apapun yang terjadi, MOS udah kita lewati. Orang bijak mengatakan, bila kita telah mengerjakan sesuatu, maka koreksilah. Oleh karena itu sobat, kita ingin berbagi. Memberi sedikit masukan, buat rekan-rekan siswa baru, pengurus OSIS maupun bapak-ibu guru. Tujuannya, ga lain supaya pelaksanaan MOS di tahun ajaran yang akan datang, lebih baik dari saat ini. Harapan kita yang lain, adalah keinginan yang sungguh-sungguh untuk menjadikan even MOS penuh barokah, dan ga mendapat celaan di sisi Allah SWT.

Sobat, tahukah kita, jika di pelaksanaan MOS, buanyak banget hal yang bertentangan dengan apa yang Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW sampaikan. Terutama bila ajang MOS dihiasi dengan perpeloncoan. Oke deh, kamu boleh aja beralasan, ini untuk kreatifitas kek, membina mental kek, pengenalan sekolah kek, hormat dengan senior kek…dan bejibun alasan lainnya. No problem, kita terima alasan sobat semua. Nerima alasan tadi, bukan berarti argumen sobat semua bener lho. Coba deh kita bandingin ama beberapa Hadits Rasulullah SAW berikut, dan terus kita renungkan.

Rasulullah SAW bersabda, dari Abu Darda r.a., “Sesungguhnya Allah SWT membenci orang yang berbuat keji dan berkata jorok.” (HR. at Thirmidzi). Sobat, penulis masih ingat, pada saat menjalani MOS dulu, buanyak banget kakak kelas yang ngebentak adik kelasnya, tanpa alasan yang jelas. Perkataan jorok pun dengan gampangnya meluncur dari mulut senior. Ga tahu apa sebabnya. Pokoknya marah-marah melulu. Mungkin belum sarapan kali…hehe. By the way, kalo kita sandarin dengan Hadits Rasulullah SAW tadi, wah..jelas kita udah ngelakuin dosa. Karena kita berbuat dzolim dan ngomong kasar ama adik kelas kita. Dan di hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda, “…penghuni neraka ada lima golongan, …diantaranya orang yang kasar perangainya dan keji.” (Mutafaq ‘alaihi). Tuh, apapun alasan sobat senior dalam berbuat kasar ama adik kelas, ingat deh hadits Rasulullah tadi. Coba deh kita renungin. Apa bener yang kita lakukan?

Soal bentak-membentak, itu memang satu problem besar di MOS. Secara organisatif, semua panitia, pengurus OSIS, jelas-jelas ngelakuin dosa berjamaah. Termasuk bila ada anak SKI yang nimbrung di dalamnya. Mungkin diantara sobat semua ada yang ngomong, lho…itu kan bo’ongan, ga beneran. Nah, justru ini yang jadi masalah. Bo’ong alias dusta, udah dianggap biasa. Kayak makan lalapan aja. Malahan dusta bareng-bareng ini dilegalisasi ama OSIS dan pengurusnya. Ga heran, kalo waktu remaja aja seperti ini, pas jadi pejabat bakal jadi koruptor tuh. Hehe. Untuk masalah kebohongan ini, Rasulullah SAW bersabda, “Kalian harus menjauhi dusta, karena dusta akan bersama kejahatan, dan keduanya ada di neraka.” (HR. Ibnu Hibban). Eit…gaswat kan. Apalagi di sabda beliau yang lainnyebutin kalo dusta itu adalah salah satu tanda orang munafik. Kalo kita ga ninggalin tingkah laku dusta di MOS, maka jangan-jangan hadist Rasulullah tadi akan jadi kenyataan lho. Jangan sampe deh.

Even MOS juga penuh dengan seruan dari senior yang ngasih tugas pada adik kelas. Sebagian besar ga ada hubungannya dengan proses belajar mengajar. Semisal, make tas dari kardus, pita yang ga bisa dihitung di kepala, topi dari karton atau koran, dan aneka atribut lain. Pernak-pernik tadi bikin ribet di pakaian siswa-siswi baru. Ga heran, mereka lebih mirip anak yang memakai segudang atribut sampah, daripada siswa yang mau belajar. Konon, ada guru atau senior yang ngomong, bahwa itu semua demi kreatifitas. Emang ada guru dan senior yang mau make tas kardus ama topi koran ke sekolah?? Hehe…dasar alasan doang. Nah, sobat, tahukah kita kalo 14 abad yang lalu Rasulullah SAW udah ngelarang kita berbuat dzolim pada sesama. Apalagi setelah itu diketawain. Rasulullah SAW bersabda, “Engkau tidak boleh menampakkan rasa gembira atas kesusahan yang menimpa saudaramu. Bisa jadi Allah akan memberi rahmat kepadanya dan memberi ujian kepadamu.” (HR. at-Thirmidzi). Di Al Qur’an, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)…” (TQS. Al Hujurat:11). Tuh kan.

Sobat, kita juga sadar kok, pelaksanaan MOS yang rutin dari tahun ke tahun, formatnya sama aja. Konon ini adalah warisan turun-temurun dari senior. Kakak kelas mengatakan, mereka melakukan ini pada siswa baru, karena dulu angkatan atasnya, juga melakukan hal yang sama pada mereka. Sobat ini semua kudu dilurusin. Ga ada sama sekali dosa dari siswa baru kepada pengurus OSIS dan panitia MOS. Justru kalo pengen balas dendam, seharusnya ke kakak senior. Itu lebih fair. Kalo kamu berani dan punya nyali lho…hehe. Tapi sebagian besar, adik kelas cenderung diam dengan sikon yang ada. Yup, belum muncul keberanian pada diri mereka, kemungkinan karena mereka siswa-siswi baru. Dan inilah yang jadi pembenaran buat senior untuk mengganyang juniornya.

Sobat, semua yang ditulis di atas, semoga bisa nyadarin kita semua. Kalo segala tindak perpeloncoan di MOS itu, bertentangan dengan Islam. Seharusnya, pihak OSIS, guru dan panitia MOS berkaca diri dan mencari format lain untuk MOS. Yang lebih matching dengan posisi mereka sebagai bagian dari institusi pendidikan. Ya, bisa aja diganti dengan pelatihan penulisan karya ilmiah, klub proyek sains, ataupun pelatihan manajemen waktu dan organisasi. Kayaknya, itu lebih klop deh. So, sampe kapan tradisi ini akan berakhir. Ga pantas lho kita mewariskan keburukan kepada adik kelas. Bahayanya, nanti kita akan terus mewarisi dosa jariyah. Yang akan terus numpuk di punggung kita, selama ritual perpeloncoan dalam MOS bergulir tiap tahunnya. Toh, kita semua sekolah untuk nambah intelektualitas, dan bukan vandalitas. Kita di sekolah untuk jadi cerdas, dan bukan jadi beringas. Jadi sobat, sekarang kembali pada kita, apa memang tindakan peloncoan di MOS menunjukkan intelektualitas dan kecerdasan kita? Kamu sendiri yang bisa menjawabnya. Renungkanlah. (dy)




0 comments:

just the way you are

  © Blogger template Valentine by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP